Dalam sejarah ummat Islam, peran
wanita dalam dakwah Islam tidak dapat diabaikan. Rasulullah pertama kali
mendapat wahyu, beliau merasa ketakutan dan menggigil, kemudian datang
istrinya, Sayyidina Khadijah, menenangkannya. Sayyidina Khadijah adalah orang kuat
di belakang rasulullah dan mensupport risalah Allah. Ketika kematiannya, rasul
mengenangnya sebagai ‘amul khuzni’ atau tahun kesedihan. Beliau lah wanita yang
dijuluki dengan ummul mukminin, atau ibu dari kaum mukmin. Aisyah binti Abu
Bakar, istri Rasulullah, juga punya peran yang signifikan, dari beliau lah
lahir banyak riwayat-riwayat tentang kebiasaan rasulullah. adapula, Fatimah
Binti Rasulullah, dan sebagainya.
Sumayyah binti Khayyat adalah
salah satu sahabat rasulullah. Beliau adalah ibu dari Ammar ibn Yasir, seorang
yang kematiannya diramalkan oleh rasulullah, sebagai syahid, dan dibunuh oleh
kelompok bughot (pembangkang). Sumayyah, juga menemui ajalnya dalam
mempertahankan keyakinan.
Sumayyah binti Khayyath pada
mulanya adalah seorang hamba sahaya dari tuan yang bernama Abu Hudzaifah bin
Mughirah. Oleh tuannya, beliau dinikahkan dengan seorang lelaki yang bernama
Yasir bin Amir. Hasil pernikahannya dengan Yasir, diberi anak, yaitu Ammar Ibn
Yasir, dan Ubaidullah bin Yasir.
Sumayyah mendengar dakwah islam
pertamakalinya dari putranya, Ammar, yang mengabarkan kedatangan rasulullah
yang membawa risalah tauhid kepada orang tuanya. Kedua orangtua Ammar, Yasir
dan Ammar, langsung menerima dakwah rasulullah yang diterima dari anak mereka. Mendengar
keislaman dari Yasir dan Ammar, tuan mereka Abu HudzAifah menjadi murka, dan
memaksa mereka untuk meninggalkan islam, dan kembali menyembah dewa-dewa,
sebagaimana kebiasaan orang Arab waktu itu.
Keluarga Yasir berasal dari
golongan terbawah dari strata social, yaitu budak. Kondisi ini memungkinkan
mereka tidak mempunyai daya tawar yang tinggi. Mereka siap menerima akibat
pilihan yang mereka ambil. Halangan, cobaan, ditimpakan kepada merka, hingga
menyebabkan penderitaan yang mereka alami, dengan perih dan melampaui batas
kemanusiaan.
Sumayyah yang seorang wanita
tubuhnya diletakkan diatas pasir dan ditimpa dengan pasir yang sangat panas. Belum
puas, dada sumayyah ditimpa dengan batu besar hingga tak dapat bernafas. Mereka
tidak akan berhenti menyiksa Sumayyah, sampai Sumayyah kembali mempercayai
berhala-berhala sesembahan mereka. Tetapi Sumayyah tetap bergeming.
Sumayyah dan keluarganya menerima
siksaan oleh bangsawan kaum Quraisy, sebagaimana yang dialami oleh Bilal Ibn
Rabbah ketika beliau menerima dakwah rasulullah. cambukan, salib, kulitnya
dileleti dengan besi panas, sampai ditenggelamkan kedalam air, tetapi mereka
hanya menyeru sebuah kalimat ‘ahad .. ahad .. “. Suatu kalimat yang malah
membangkitkan kemarahan bangsawan Quraisy.
Penyiksaan tersebut berhenti,
ketika penyiksanya putus asa, hingga mengakhiri kehidupan Sumayyah, dengan Abu
Jahal sebagai eksekutornya. Sumayyah dibunuh dengan ditebas dengan tombak
hingga menembus dadanya. Menjelang wafatnya ia tetap istiqomah terhadap
keyakinannya. Sampai sekarang, cerita tentang sumayyah diceritakan sebagai symbol
kesabaran, keistiqomahan, kekuatan iman, dan ketangguhan iman, sebagai
mujahidah yang mendapatkan syahid pertamanya, ketika masa awal dakwah nabi. (Assabiqunal awwalun)
Tidak ada komentar