Select Menu

Slider

Travel

Performance

Cute

My Place

Slider

Racing

» » Sumayyah: Muslimah Syahidah Pertama
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama





Dalam sejarah ummat Islam, peran wanita dalam dakwah Islam tidak dapat diabaikan. Rasulullah pertama kali mendapat wahyu, beliau merasa ketakutan dan menggigil, kemudian datang istrinya, Sayyidina Khadijah, menenangkannya. Sayyidina Khadijah adalah orang kuat di belakang rasulullah dan mensupport risalah Allah. Ketika kematiannya, rasul mengenangnya sebagai ‘amul khuzni’ atau tahun kesedihan. Beliau lah wanita yang dijuluki dengan ummul mukminin, atau ibu dari kaum mukmin. Aisyah binti Abu Bakar, istri Rasulullah, juga punya peran yang signifikan, dari beliau lah lahir banyak riwayat-riwayat tentang kebiasaan rasulullah. adapula, Fatimah Binti Rasulullah, dan sebagainya. 

Sumayyah binti Khayyat adalah salah satu sahabat rasulullah. Beliau adalah ibu dari Ammar ibn Yasir, seorang yang kematiannya diramalkan oleh rasulullah, sebagai syahid, dan dibunuh oleh kelompok bughot (pembangkang). Sumayyah, juga menemui ajalnya dalam mempertahankan keyakinan. 

Sumayyah binti Khayyath pada mulanya adalah seorang hamba sahaya dari tuan yang bernama Abu Hudzaifah bin Mughirah. Oleh tuannya, beliau dinikahkan dengan seorang lelaki yang bernama Yasir bin Amir. Hasil pernikahannya dengan Yasir, diberi anak, yaitu Ammar Ibn Yasir, dan Ubaidullah bin Yasir. 

Sumayyah mendengar dakwah islam pertamakalinya dari putranya, Ammar, yang mengabarkan kedatangan rasulullah yang membawa risalah tauhid kepada orang tuanya. Kedua orangtua Ammar, Yasir dan Ammar, langsung menerima dakwah rasulullah yang diterima dari anak mereka. Mendengar keislaman dari Yasir dan Ammar, tuan mereka Abu HudzAifah menjadi murka, dan memaksa mereka untuk meninggalkan islam, dan kembali menyembah dewa-dewa, sebagaimana kebiasaan orang Arab waktu itu. 

Keluarga Yasir berasal dari golongan terbawah dari strata social, yaitu budak. Kondisi ini memungkinkan mereka tidak mempunyai daya tawar yang tinggi. Mereka siap menerima akibat pilihan yang mereka ambil. Halangan, cobaan, ditimpakan kepada merka, hingga menyebabkan penderitaan yang mereka alami, dengan perih dan melampaui batas kemanusiaan. 

Sumayyah yang seorang wanita tubuhnya diletakkan diatas pasir dan ditimpa dengan pasir yang sangat panas. Belum puas, dada sumayyah ditimpa dengan batu besar hingga tak dapat bernafas. Mereka tidak akan berhenti menyiksa Sumayyah, sampai Sumayyah kembali mempercayai berhala-berhala sesembahan mereka. Tetapi Sumayyah tetap bergeming.

Sumayyah dan keluarganya menerima siksaan oleh bangsawan kaum Quraisy, sebagaimana yang dialami oleh Bilal Ibn Rabbah ketika beliau menerima dakwah rasulullah. cambukan, salib, kulitnya dileleti dengan besi panas, sampai ditenggelamkan kedalam air, tetapi mereka hanya menyeru sebuah kalimat ‘ahad .. ahad .. “. Suatu kalimat yang malah membangkitkan kemarahan bangsawan Quraisy. 

Penyiksaan tersebut berhenti, ketika penyiksanya putus asa, hingga mengakhiri kehidupan Sumayyah, dengan Abu Jahal sebagai eksekutornya. Sumayyah dibunuh dengan ditebas dengan tombak hingga menembus dadanya. Menjelang wafatnya ia tetap istiqomah terhadap keyakinannya. Sampai sekarang, cerita tentang sumayyah diceritakan sebagai symbol kesabaran, keistiqomahan, kekuatan iman, dan ketangguhan iman, sebagai mujahidah yang mendapatkan syahid pertamanya, ketika masa awal dakwah nabi. (Assabiqunal awwalun)


About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply