Pentingnya Wirausaha
Indonesia adalah negara dengan
penduduk terbesar ke-empat di dunia, setelah China, India dan Ameriak Serikat.
Penduduk Indonesia berjumlah 258 juta jiwa, mengalahkan Rusia yang hanya 142
Juta jiwa. Padahal wilayah Rusia hampir 10 kali lipat daratan Indonesia.
Indonesia kaya akan sumber daya alam dan lautan, sehingga logikanya mudah
mencari sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha. Tidak hanya di
bidang pertanian, tetapi juga kaya akan bahan tambang, mineral dan gas alam.
Masalah nya adalah, selama ini
kekayaan alam Indonesia kurang dioptimalkan setinggi mungkin untuk kemakmuran
bangsa Indonesia. Jutaan rakyat Indonesia, bak tikus mati di lumbung padi.
Mereka kelaparan di tengah alam yang subur kaya raya. Bandingkan dengan negara
Arab, dimana orang-orang hidup di tengah padang pasir. Radius Ribuan mil di
sekeliling mereka hanya padang pasir yang tidak menghasilkan apa-apa kecuali
tumbuhan kaktus dan onta yang hidup di daerah ini.
Kekayaan ini hendaknya dikelola
oleh bangsa kita sendiri, bukan bangsa lain. Di sisi lainnya, seiring dengan
perkembangan ekonomi dunia, telah dibukanya keran pasar internasional, yang
memungkinkan para investor asing mudah masuk ke tanah air, menanam saham,
memiliki properti dan usaha di sini. Ke depan, jika tidak menyiapkan sumberdaya
manusia yang handal, pribumi indonesia akan tersingkir dari persaingan global.
Untuk menunjang sumberdaya
manusia untuk mengelola sumberdaya alam, sehingga kekayaan alam dapat
didistribusikan semaksimal mungkin, maka menurut McClelland, setidaknya 2% dari
total penduduk adalah wirausaha. Jika di Indonesia penduduknya sejumlah 258
Juta, maka setidaknya ada 5,16 juta wirausaha. Di Indonesia saat ini hanya
terdapat sekitar 440 ribu atau sekitar 0,18. Kurang dari 1/10 dari jumlah
wirausahawan yang dibutuhkan.
Amerika Serikat memiliki 11,5 %
dan Singapura memiliki wirausahawan sebanyak 7,2% dari total penduduknya.
Mereka adalah negara-negara maju, dimana roda ekonomi selalu berputar. Mengolah
dari alam dan didistribusikan. Sehingga, ke depan, pendidikan harus
diorientasikan pada kewirausahaan, tidak hanya terpaku pada pendidikan kognitif
(memaksimalkan pengolahan pikiran dan wawasan) belaka.
Wirausaha Menurut Agama Islam
Wirausaha terdiri dari dua kata,
yaitu wira dan usaha. Wira berarti dikerjakan secara sendiri atau mandiri, dan
usaha, yang artinya pekerjaan. Sehingga wirausaha adalah pekerjaan yang
dikelola sendiri. Oleh karena itu, wirausaha berlawanan dengan karyawan, atau
orang yang dipekerjakan oleh orang lain untuk membantu usahanya.
Pada umumnya para Nabi adalah
orang yang hidup berwiraswasta, sebagian dari mereka adalah pengembala, seperti
Nabi Daud (sebelum menjadi raja). Nabi Zakariya dan Nabi Isa berprofesi sebagai
Tukang Kayu, dan Nabi Muhammad sebagai seorang pedagang. Mereka bekerja di
sektor produktif (peternakan), dan distribusi (perdagangan).
Dalam Islam, segala kegiatan
untuk kemaslahatan hidup dinilai sebagai ibadah. Sehingga banyak orang yang
mengatakan bahwa bekerja adalah ibadah. Karena dalam kerja, tergantung
tanggungjawab dan kehormatan. Dengan bekerja, seseorang dapat menafkahi diri
sendiri dan keluarganya yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan bekerja, mereka
terhindar dari sifat suka meminta dan suka berhutang kepada orang lain. Dengan
bekerja, seseorang mendapatkan karunia dari Allah, sehingga memungkinkannya
untuk bersedekah atau berkurban.
Semua kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dianggap halal, jika tidak melakukan yang diharamkan oleh Allah.
Misalnya dalam berdagang, ia berlaku curang. Misalnya, mengurangi takaran
timbangan, atau membeli barang-barang yang memang diharamkan oleh Allah,
seperti menjual minuman keras atau membuka bisnis judi. Selama jujur dan
berdagang dengan dagangan yang baik, maka hal itu sifatnya diperbolehkan dalam
agama.
Ajaran Islam tidak mengenal
sistem kerahiban, atau seseorang yang mengabdikan diri nya sendiri sepenuhnya
kepada Tuhannya. Misalnya, mereka bersembahyang secara terus menerus kepada
Allah, tetapi lupa akan diri dan keluarganya. Karena bagian dari manusia adalah
duniawi, dan tak bisa ditinggalkan, karena itu lah fitrah yang terkandung dalam
tubuh manusia. Mereka bisa merasakan lapar, dahaga, kekurangan gizi, yang
menyebabkan fisik, fikiran dan mental
terganggu. Sehingga kebutuhan itu juga harus disalurkan, selain penghambaan
diri kepada Allah, dan hubungan antara dirinya sendiri dengan lingkungan sosial
di sekitarnya.
Dalam Suatu ayat disebutkan bahwa
‘wa laa tansa inna nashiibaka minad dun-yaa, yang artinya, dan jangan lah lupa
bahwa bagian dari hidup kamu adalah duniawi. Karena keadaan manusia itu adalah
duniawi, maka seorang manusia tidak bisa menolak sunnatullah yang berlaku pada
dirinya sendiri. Mereka harus tidur, makan, bekerja, bersosialisasi dan
beribadah secara teratur, untuk menyeimbangkan semua unsur yang ada dalam diri
manusia. Yaitu unsur biologis, unsur sosiologis, unsur spiritual, dan
sebagainya.
Penting sekali wirausaha
dilakukan oleh ummat islam. Para Nabi bukan lah para pegawai, bahkan mereka
juga bukan tentara. Mereka para pekerja yang bekerja berdasarkan kemauan atau
berdasarkan kesepakatan nya dengan pihak lain. Nabi Muhammad Sendiri banyak
melakukan kesepakatan kerjasama dagang dengan Siti Khadijah, yang pada akhirnya
menjadi istrinya dan darinya semua keturunan Nabi berasal.
Karena sistem pendidikan terfokus
pada pengasahan otak, maka sebagian besar dari para siswa lebih banyak
bercita-cita ingin menjadi ilmuwan dibandingkan dengan bercita-cita menjadi
seorang wirausahawan. Karena dengan menjadi wirausahawan, tidak hanya
memberikan kontribusi pada dirinya sendiri, melainkan juga masyarakat dan
bangsanya.
Sebenarnya banyak cara yang
dibutuhkan untuk ‘mengeksploitasi’ kekayaan bangsa kita. Karena 87% dari total
pulau di Indonesia, belum berpenghuni. Pemerataan di Indonesia juga sangat
rendah, dengan 55% tinggal di Pulau Jawa, yang luasnya hanya 6,8% dari total
daratan Indonesia. Oleh karena pada zaman dahulu, pemerintah sempat
mengeluarkan kebijakan transmigrasi untuk pemerataan. Karena suatu alasan, yang
berhubungan dengan kearifan lokal, maka program ini banyak ditentang dan pada
akhirnya dihentikan.
Tidak ada komentar