PENTINGNYA?
Kenapa kita menggunakan
Kalender HIjriyah, tidak masehi saja? Itu pertanyaan yang sering dilontarkan. Sangat
penting, Karena kalender hijriyah adalah kalender yang dijadikan acuan dalam
menerapkan syariat islam.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ
وَالْحَجِّ ۗ َ
“Orang-orang
bertanya kepadamu tentang hilal. Wahai Muhammad katakanlah: “Hilal itu adalah
tanda waktu untuk kepentingan manusia dan badi haji.”(QS.
Al-Baqarah: 189)
Misalnya untuk menentukan datangnya
puasa, menentukan waktu musim haji, (menentukan tibanya hari ‘arofah dan
pelaksanaan Idhul Adha), tibanya bulan suci Romadhon,
serta menentukan aturan-aturan syariah lainnya, seperi haul zakat ataupun ‘iddah
tholaq. Ada pula beberapa ibadah sunnah yang dilaksanakan pada hari-hari
tertentu, misalnya puasa nishf sya’ban, puasa
syawwal, puasa muharram dst.
Selain itu, Dalam tradisi
keislaman, kalender hijriyah digunakan untuk memperingati hari-hari tertentu,
misalnya untuk menentukan kapan dimulainya tradisi sekaten, kirab, peringatan
isra’ mi’roj, dst. Tiap kalender dalam sejarahnya selalu berhubungan dengan
aktivitas keagamaan manusia.
KALENDER
SELALU MERUJUK PADA KEPERCAYAAN?
Tak hanya kalender HIjriyah
yang terkait dengan agama Islam. Kalender Masehi sekalipun dalam sejarahnya
berkaitan erat dengan kepercayaan bangsa Romawi. Oleh karena itu nama-nama
bulan yang didalamnya di ambil dari nama dewa. Seperti Dewa Mars, Maius (Mei),
Junius (Juni), dst.
Tak hanya sistem bulan, sistem
harian pun sama, yaitu sama-sama memakai nama-nama dewa, seperti Sunday
(Matahari), Monday (bulan), Tuesday (Tioe), dst.
Kalender Kristen ditetapkan
sekitar 800 tahun setelah Masehi. Orang Kristen Eropa Tinggal mengikuti
penanggalan sebelumnya, dengan mengganti jumlah tahun, dengan menisbahkan
dengan perkiraan tahun kelahirna Yesus. (menurut pakar sejarah, Yesus dilahirkan
dengan perkiraan sekitar 17 SM – 4 SM)
Dalam islam, nama bulan dan
nama hari tidak lah diambil dari nama-nama dewa. Nama hari berasal dari urutan
bilangan. Seperti ahad (satu), itsnain (senin/dua), tsulatsa’ (selasa/tiga),
dst, kecuali hari jum’at dan sabtu. Hari jum’at adalah hari dimana muslim
berkumpul untuk menunaikan ibadah sholat jum’at. Sedangkan hari sabtu, adalah
hari yang dianjurkan untuk beristirahat.
Meski Islam membuat tersendiri
sistem penanggalan, berdasarkan sistem qomariyah,
tetapi bukan berarti tak boleh memakai sistem penanggalan lainnya, seperti
Masehi. Karena Masehi juga sangat penting, seperti untuk memprediksi musim
panen (dimana posisi matahari sangat menentukan pergantian musim).
Dalam ayat al Qur’an, Allah
berfirman;
Huwa
lladzii ja’ala asy syamsa dhiyaa-an wal qomaro nuuroo lita’lamuu ‘adada as
siniina wa al hisaab (Yunus: 5).
Allah
lah yang telah menciptakan matahari bersinar dan rembulan bercahaya, darinya
dapat digunakan untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu (musim).
Diperbolehkan memakainya asal
dengan pertimbangan pragmatis, tidak dengan lainnya, misalnya berhubungan
dengan masalah aqidah. Kini, kalender Masehi, meski nama-nama dewa masih
digunakan sebagai nama bulan dan nama hari, tetapi nama-nama tersebut tak lagi
berpengaruh pada masa kini.
PENETAPAN
KALENDER HIJRIYAH
Kalender Hijriyah tidak lah
ditetapkan ketika masa Rasul, beliau tiba di kota Madinah lalu langsung mulai
melakukan perhitungan tanggal, dimana hari dan tahunnya dimulai persis ketika
beliau tiba.
Kalender Hijriyah ditetapkan
setelah masa Kekhalifahan Umar Ibn KHottob. Dibuat patokan benar-benar
berdasarkan pertimbagnan syariat. Contohnya adalah Kenapa dibuat berdasarkan
patokan tahun hijrah Nabi, bukan tahun Kelahiran Nabi?
1. Pertimbangan
sahabat dipilihnya tahun kedatangan Nabi sebagai patokan, adalah moment
kedatangan Nabi pertama di Madinah adalah moment terpenting dalam sejarah Islam.
Tahun dimana Nabi berdakwah dengan tenang, setelah merasakan tekanan berlebihan
selama berdakwah di Kota Mekkah.
2. Pertimbagnan
bahwa Orang Romawi Kuno, Kristen dan peradaban pagan, menetapkan awal tahun,
bahkan bulan berdasarkan hari kelahiran dewa mereka. Haram bagi umat Islam untuk meniru kebiasaan orang kafir dalam menyembah tuhan mereka.
Untuk menentukan apa awal bulan
juga ditetapkan berdasarkan prinsip musyawarah antar sahabat. Misalnya Sahabat
Utsman Ibn Affan mengusulkan bulan Romadhon sebagai bulan pertama dalam
kalender Hijriyah.
Yang penting diketahui bulan
Muharram bukan lah bulan kedatangan Nabi, Tetapi bulan itu dijadikan patokan
karena pada bulan tersebut, orang-orang sudah selesai menunaikan ibadah haji.
Di pertengahan akhir bulan
Dzulhijjah, terjadi peristiwa penting dalam sejarah kehidupan rasulullah. Yaitu
disumpah setianya beberapa orang Yatsrib oleh Rasulullah di luar kota Mekkah,
dengan nama Baiat Aqobah. Dari sini lah munculnya benih-benih dakwah di
Madinah, dan diikuti dengan berhijrahnya Rasulullah kesana.
Maka bulan Muharram lah yang
dipilih sebagai bulan pertama, karena hilal pertama setelah peristiwa itu adalah
bulan Muharram.
Tidak ada komentar