Pendahuluan
Bulan Romadhon adalah Bulan yang “luar biasa”
yang kaum muslimin. Bulan yang di dalamnya penuh keberkahan, karena di bulan
ini akan dibuka pintu rahmat Allah, dan ditutup nya pintu-pintu neraka. Dan ibadah
di dalamnya mendapatkan keutamaan dibandingkan ibadah di bulan-bulan biasanya.
Banyak sekali amalan yang dilakukan di bulan ini.
Bulan
Penuh Ibadah
Di pagi hari, kita dibangunkan oleh
suara-suara dari masjid, yang berisi peringatan bagi kaum muslimin untuk sahur.
Kemudian kita menyiapkan hidangan untuk sahur, kemudian menyantapnya. Kemudian,
speaker di masjid memperingati kita untuk berhenti ketika imsak. Tanda imsak
ini dimaknai menjadi dua hal. Oleh kelompok yang bermadzhab syafii, imsak
adalah tanda berhentinya seseorang untuk menyantap makanan, alias sudah
waktunya mulai puasa. Sedangkan kelompok lainnya, menjadikan imsak sebagai
peringatan akan datangnya waktu subuh. Biasanya hanya berjarak 10 menit.
Sahur bukan lah tindakan mubah, atau tindakan
yang tidak mendapatkan pahala. Sahur adalah tindakan ibadah, sehingga seorang
dianjurkan untuk makan sahur di pagi hari, menjelang subuh. Selain ibadah,
sahur juga bermanfaat, yaitu agar asupan makanan yang kita cerna ketika sahur,
dapat menyimpan energi sampai datangnya waktu berbuka puasa.
Setelah sahur, kita sholat subuh berjamaah.
Sholat berjamaah di bulan puasa lebih baik daripada di bulan lainnya. Kemudian,
kita beraktivitas seperti biasanya. Di sini lah godaan terbesar kita. Karena
kita beraktivitas keseharian tetapi tanpa makan dan minum. Rasa lapar dan
dahaga, pada dasarnya cepat membuat orang mudah tersinggung daripada orang
kenyang. Di sini lah mental kita harus diuji, terutama kesabaran kita. Tidak
hanya kesabaran menghadapi makanan dan minuman yang mungkin saja banyak
terpampang di depan kita waktu siang hari, melainkan juga dalam berhubungan
dengan orang lain. Di waktu-waktu siang ini, kita juga disunnahkan untuk
memperbanyak dzikir dan bacaan al Qur;’an di sela-sela pekerjaan kita.
Banyak aktivitas di bulan romadhon ini,
tetapi banyak pula yang tetap mempertahankan puasanya, dengan terlalu banyak
istirahat, seperti tiduran. Sehingga di bulan ini, di sebagian masyarakat
indonesia, terdapat masjid yang siangnya dipenuhi dengan orang-orang yang tiduran,
untuk menyingkat rasa lapar. Banyak aktivitas lainnya yang sia-sia, seperti
aktivitas jalan-jalan di keramaian. Di masyarakat sunda, ini dinamakan dengan
ngebuburit, yaitu waktu menghabiskan sisa-sisa siang hari, menjelang berbuka
puasa. Sehingga waktu datangnya buka puasa tidak terasa sangat lama.
Amalan di bulan romadhan lainnya, yang tidak
terdapat di bulan biasanya adalah sholat tarawih. Sebagaimana disebut oleh banyak riwayat , seperti
riwayat berikut ini; Ibnu
Umar Radhiyallahu 'Anhuma berkata, "Luar biasa
Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu" Ibnu Abi
Hatim berkata, "Sesungguhnya Ibnu Umar berkata seperti itu karena
banyaknya shalat malam dan membaca Al-Qur'an yang dikerjakan amirul Mukminin
Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu sehingga
beliau membaca Al-Qur'an dalam satu raka'at."
Dan
bagi siapa yang melaksanakan shalat Tarawih hendaknya mengerjakannya bersama
jama'ah sehingga akan dicatat dalam golongan qaimin,
karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah
bersabda, "Siapa yang shalat bersama imamnya sehingga selesai, maka
dicatat baginya shalat sepanjang malam." (HR. Ahlus Sunan)
Aktivitas
lainnya yang dilakukan dalam bulan puasa adalah aktivitas shodaqoh. Tetapi
terdapat suatu cerita tentang pedagang angkringan, karena ia tidak etis untuk
tetap berjualan di siang hari bulan romadhon, dan ia juga berpuasa. Maka,
penghasilan-penghasilan sebelum bulan romadhon ditabung, hasilnya untuk bekal
ketika memasuki bulan romadhon. Di bulan ini, ia akan beraktivitas lebih
sedikit dibandingkan dengan hari biasanya. Karena sebagai bekal, maka ia minim
bersedekah di bulan romadhan. Adalah hal yang perlu diapresiasi, seseorang yang
meninggalkan kerjaannya menjajakan makanannya di bulan romadhon, dengan cara
menabung di hari-hari sebelumnya, meskipun ia tidak mengerjakan amalan
shodaqoh, tetapi setidaknya ia dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang
muslim. Meskipun lebih baik, persiapan romadhon tidak hanya persiapan
(menabung) untuk romadhon ‘sekedar bisa nafas’, melainkan juga persiapan nya
agar bisa bershodaqoh di bulan itu. Karena sebaik-baik shodaqoh adalah shodaqoh
di bulan romadhon. Nabi bersabda ,
"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan."
(HR. al-Tirmidzi dari Anas)
Shodaqoh
di bulan puasa tersebut, bisa berupa memberi makan orang miskin, sebagimana
firman Allah;
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
"Dan
mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan
orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk
mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak
pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada
suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka
Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka
kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka
karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera."
(QS. Al-Nsan: 8-12)
Terdapat
banyak hikmah yang terkandung memberi shodaqoh di bulan romadhon, yaitu
memberikan jaminan bagi orang lain, bahwa mereka tak akan kelaparan ketika di
bulan romadhon. Hal ini ditradisikan di Indonesia dengan nama takjilan.
Seseorang yang tidak dapat berbuka, ia seolah bisa memilih untuk berbuka puasa
di tempat mana saja. Tidak hnay di masjid, meliankan juga rumah-rumah yang
menyediakan hidangan takjil. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"Siapa yang memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala
orang berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun." (HR.
Ahmad, Nasai, dan dishahihkan al-Albani)
Sama
seperti kewajiban membayar fitrah bagi kaum muslimin, agar Idul Fitri atau hari
raya tidak hanya dinikmati oleh orang-orang yang mampu, melainkan juga bisa
dinikmati oleh kaum yang tidak mampu. Karena fungsi zakat fitrah, (maupun zakat
maal) adalah untuk memberikan jaminan sosial bagi orang lain, untuk
mempertahankan eksistensi kehidupannya.
Watak
ajaran islam adalah watak sosial yang secara bersamaan muncul dengan watak
relijius. Memberi jaminan kepada orang lain, menebarkan salam, menyambung
silaturahmi, sholat, haji, zakat, puasa, dan segalanya, merupakan sebuah
kesatuan, bahwa dalam hidup, kita tidak hanya menyembah pada Allah, melainkan
juga dapat memberi manfaat kepada orang lain. Sebagaimana hadits berikut
ini; "Wahai manusia, tebarkan
salam, berilah makan, sambunglah silaturahim, dan shalatlah malam di saat
manusia tidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat." (HR.
Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Dan
dalam hadits Salman Radhiyallahu 'Anhu, "Siapa
yang memberi makan orang puasa di dalam bulan Ramadhan, maka diampuni dosanya,
dibebaskan dari neraka, dan baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi
tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya."
Tidak ada komentar