Select Menu

Slider

Travel

Performance

Cute

My Place

Slider

Racing

» »Unlabelled » Tradisi Nyadran di Bulan Ruwah
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama







Nyadran berasal dari kata Sradha (Bahasa Sansekerta), bermakna keyakinan. imbuhan ny-n , dalam bahasa jawa berarti pelaksanaan. Sehingga, Nyadran dapat diartikan melakukan hal-hal yang berkaitan dg keyakinan.

Karena tradisi ini banyak diyakini berasal dari HIndhu, maka sebagian ummat islam menganggap hal ini sebagai bid'ah. Tetapi, sebagian lainnya menganggap hal ini sebagai sunnah, dengan mengembalikan kepada hukum dasar dari ziarah, yaitu Sunnah.

Meski demikian, berziarah kubur, tidak lah mesti di bulan Sya'ban (Ruwah), apapun waktu nya tidak masalah. Yang terpenting bukan kapan waktu yang tepat untuk berziarah kubur, melainkan tujuan apa yang dapat diperoleh dari ziarah kubur.

Tujuan utama dari ziarah kubur adalah MENGINGAT KEMATIAN dan MELEMBUTKAN HATI. sebagaimana sabda Nabi; 

Dahulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr).” (HR. Al-Hakim) 

fakta KEMATIAN adalah kepastian masa depan kita, adalah hal yang paling kita hindari untuk dipikirkan. Kita menolak untuk memikirkan bahwa kelak kita PASTI akan mati. Padahal Dengan mengingat kematian, kita akan sadar bahwa eksistensi kita hanya lah untuk sementara waktu.
Kesadaran akan hal ini, akan melembutkan hati. Dari hati yang keras untuk tidak berpaling dari urusan keduniaan, kepada hati yang penuh kelembutan. Kematian adalah tanda ketidakberdayaan seseorang terhadap ketentuan yang telah digariskan oleh Allah. Pengakuan akan ketidakberdayaan ini akan menghasilkan sikap ketawadhu'an, kerendahan hati, dan kelembutan. 

Hal yang perlu dihindari dalam masalh ini adalah, kita sering 'mengagungkan" amalan ziarah, tapi kebiasaan itu sebenarnya tak berpengaruh pada kehidupan kita. Ketika di kubur, terlihat khusyuk membaca surat yasin, tetapi setelahnya, "Mengingat Kematian" tidak membekas pada hati dan amaln kita. 

Semoga dengan berziarah dalam waktu apapun (termasuk di bulan Sya'ban) bisa menjadi washilah kepada perbaikan amaliyah kita ke depannya. Aamiin Yaa Mujiibas Saa-ilin. 

Wallahu A'lam

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply