Select Menu

Slider

Travel

Performance

Cute

My Place

Slider

Racing

» »Unlabelled » Cita-cita Kartini Terhadap Kaum Wanita
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama






Raden Ajeng Kartini merupakan seorang pahlawan yang dikenal bukan hanya karena aktivitas fisiknya, melainkan aktivitas berfikirnya lewat catatan-catatan nya. Catatan-catatan dari Kartini ini kemudian dikumpulkan jadi satu, diberi judul Door Duistermis tox Licht yang artinya Habis Gelap Terbitlah Terang. Untuk menularkan pemikirannya ia mendirikan sekolah perempuan bagi pribumi. Pada zaman itu, sekolah untuk kelompok perempuan pribumi adalah hal yang sangat asing. Pendidikan pada waktu itu hanya diperuntukkan kepada kalangan bangsawan. 

Pada masa itu berbeda pada masa sekrang ini. Seorang perempuan dari kalangan ningrat, seperti RA Kartini, tidak lah bebas untuk menentukan pilihan hidupnya. Meskipun sebagai seorang bagnsawan ia memperoleh pendidikan di sekolah Belanda. Hal ini lah yang membuatnya bisa berkomunikasi dan menulis dengan bahasa Belanda. Sebagaimana tulisan-tulisannya yang pada umumnya menggunakan bahasa Belanda. Tetapi, tingkat pendidikan ini tidak ekuivalen dengan kebebasan yang dimilikinya. Ia tetaplah seorang wanita yang dipingit oleh lingkungannya, tidak diperkenankan untuk berinteraksi sebagaimana layaknya orang lain. Bahkan dalam urusan menentukan jodoh, ditentukan oleh pihak keluarga, dan dipingit.

Ini yang menjadi dasar perbedaan antara perlakuan kepada wanita, antara bagnsawan jawa, dengan perempuan-perempuan Belanda. Lewat surat-suratnya, ia bertukar pikiran dengan seorang wanita Belanda, termasuk pada masalah emansipasi wanita. 

Kartini adalah sosok muda, menurut ukuran kita masa kini. Ia meninggal di usia sagnat muda, yaitu 24 tahun. Tidak banyak pengalaman hidup yang ia tempuh, tetapi dari surat-surat yang dikumpulkan oleh Mr. Abendanon, kita dapat menemukan banyak pelajaran, yang dapat mengilhami para wanita di negeri untuk menjalankan cita-citanya, dan menyadari bahwa secara hakekat, kedudukan wanita dan pria adalah setara. 

Apa yang ditulis oleh RA Kartini dalam surat-suratnya tersebut?
Pada umumnya ia menulis tentang kondisi social saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Umumnya menolak tradisi Jawa yang dianggap oleh Kartini menghambat kemajuan perempuan. perempuan jawa tidak diperkenankan kuliah sampai tinggi, harus dipingit sampai kemudian dinikahkan, oleh lelaki yang tak dikenalnya. Kartini sendiri menikah dengan seorang pria yang jauh diatas usianya, dan ia menjadi madu (istri ke sekian dari suaminya). 

Untuk keluar dari kondisi keterkungkungan budaya ini, ia ingin keluar dari lingkungannya. Ia ingin pergi ke Eropa atau setidaknya ke Betawi, menjalani kehidupan sebagai seorang guru. Ia ingin aktif berinteraksi dengan para wanita, dan jauh dari kultur yang mengekangnya. Tetapi keinginan ini tidak tercapai, karena ia terlanjur sudah dinikahkan. 

Tidak selamanya Kartini, sepakat dengan wanita bulenya yang jadi teman nya berkorespondensi. Dalam suratnya kepada Ny. ABendon pada Agustus 1900, ia menyatakan bahwa kita (wanita) dapat menjadi manusia, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya. Pada surat ini ia berbicara tentang peran serta wanita, tanpa meninggalkan identitas dan kewajibannya sebagai wanita. pada umumnya, pemikiran ini bersifat spekulatif, yaitu hendak mereposisi kedudukan wanita, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai wanita. 

Setahun berikutnya, Surat Kartini ditujukan kepada pihak yang sama (Ny. Abendon), Kartini menulis tentang keprihatinan dan ajakan  berjuang untuk memperbarui keadaan orang-orang yang tertindas, dan korban ketidakadilan. Ia menulis tentang ketidakadilan kepada teman Belanda, ketika Indonesia berada di bawah penjajahan pemerintahan Belanda. Pada masa ini, bahasa nya hampir sama dengan para aktivis wanita masa kini, yang pada umumnya tidak puas terhadap realitas ketidakadilan, baik diakibatkan oleh system maupun diakibatkan oleh kebijakan pemeritnahan.

Surat Kartini tentang pentingnya pendidikan wanita ditujukan kepada Prof Anton dan istrinya, untuk mengusahakan pengajaran bagi anak-anak wanita, karena kartini yakin, wanita mempunyai kemampuan dan pengaruh, karena wanita adalah pendidik pertama manusia (yaitu ketika manusia masih bayi). Surat Kartini pada Ny Abendanon pada Oktober 1902, Kartini mempertanyakan masyarakat Eropa sebagai masyarakat sempurna, karena banyak hal yang tidak sesuai dengan etika yang terjadi pada peradaban Eropa. 

Apa yang diambil dari kisah Kartini?
Yaitu sebuah pelajaran tentang pergumulan seorang wantia yang berfikir secara mandiri, dan punya cita merubah nasib bangsa dan sesame kaumnya (wanita) untuk keluar dari tekanan-tekanan tradisi yagn selama ini membelenggunya, tanpa kehilangan jati dirinya, dan tanpa harus mengorbankan etikanya dan kebarat-baratan. 

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply